Makassar, 17 Oktober 2024 – Dosen dari Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, berpartisipasi dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai penentuan target pertumbuhan ekonomi hijau di Provinsi Sulawesi Selatan. Acara ini berlangsung di Ruang Mamminasata, Lantai IV, Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan.
FGD tersebut menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari sektor pemerintahan, akademisi, lembaga riset, dunia usaha, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berperan sebagai mitra strategis dalam mendukung pengembangan ekonomi hijau di Sulawesi Selatan. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk menetapkan target yang berkelanjutan dalam memajukan pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan aspek lingkungan
FGD ini bertujuan untuk menyusun Master Plan dan Road Map Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth Plan) di Sulawesi Selatan. Pertumbuhan ekonomi hijau ini diharapkan menjadi landasan pembangunan yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berdaya saing tinggi, guna mendorong kemajuan ekonomi sekaligus menjaga kelestarian alam.
Paparan Kepala Bappelitbangda: Pembangunan Berkelanjutan dan Bijak
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, Ir. H. Andi Bakti Haruni, C.E.S., menyampaikan pemaparannya mengenai pentingnya pembangunan ekonomi hijau. Ia menekankan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan pilihan yang tepat untuk menghadapi tantangan global, terutama terkait krisis lingkungan dan perubahan iklim.
“Pembangunan ekonomi hijau adalah pilihan pembangunan yang berkelanjutan, dengan prinsip keadilan. Kita harus memanfaatkan sumber daya secara bijak, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya,” jelas Andi Bakti Haruni. Menurutnya, pembangunan hijau harus berdaya saing dan memperhatikan keseimbangan lingkungan hidup, sehingga dapat menciptakan kesejahteraan jangka panjang tanpa merusak ekosistem.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh mengorbankan kualitas lingkungan. “Pembangunan hijau mencakup pendekatan yang holistik, di mana pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan harus berjalan beriringan,” tambahnya.
Partisipasi Berbagai Sektor
FGD ini diikuti oleh berbagai instansi pemerintah di tingkat provinsi, seperti Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Bappelitbangda. Selain itu, turut hadir pula instansi vertikal, akademisi, lembaga riset, sektor swasta, dan LSM yang terlibat aktif dalam diskusi mengenai target pembangunan ekonomi hijau.
Para peserta FGD saling bertukar pandangan mengenai bagaimana sektor-sektor yang berbeda dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi hijau. Mereka juga membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan Master Plan dan Road Map tersebut, termasuk peran penting kolaborasi lintas sektor.
Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Sulawesi Selatan
Dengan adanya FGD ini, Provinsi Sulawesi Selatan menegaskan komitmennya untuk mengimplementasikan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penyusunan Master Plan dan Road Map Pertumbuhan Ekonomi Hijau ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Di akhir kegiatan, Andi Bakti Haruni berharap bahwa seluruh elemen yang terlibat dapat terus bersinergi dan mendukung inisiatif ini. “Kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Kolaborasi dan komitmen yang kuat dari semua pihak menjadi kunci dalam mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai wilayah yang tumbuh secara hijau dan berkelanjutan,” tutupnya.